
Yayasan Sayap Ibu Jakarta d Bazaar Women Movement
Yayasan Sayap Ibu Jakarta d Bazaar Women Movement
Pada tgl 13 Juli 2017 kemarin Yayasan Uswah Hasanah Perwira pimpinan ibu Nina Suparti.M berkenan hadir ke Sayap Ibu Jakarta jl.Barito II dalam rangka untuk study banding . Di kesempatan baik tersebut ibu Tjipto Winoto -ketua I serta ibu Viviani Kartadjoemena selaku pengurus Bidang pengentasan anak serta ibu Stefanie berkenan menerima serta memberikan penjelasan detail tentang program Sayap Ibu Jakarta khususnya tugas pengurus serta staf BPA juga program YSI Jakarta lainnya.
KUNJUNGAN YAYASAN USWAH HASANAH PERWIRA UNTUK STUDY BANDING
Selain itu untuk menyambung tali silaturahmi yang berkesinambungan dengan Yayasan Uswah Hasanah, YSI Jakarta memberikan bingkisan berupa
baju anak dan alat tulis.
Sampai jumpa rekan rekan Uswah Hasanah ……
Terimakasih …..
Orangtua adopsi harus jujur dan mengatakan asal- usul anak adopsi agar tidak memutus nasab atau pertalian keluarga. “Secara agama harus diberi tahu hubungan darah bapak dan ibu. Jadi, sedini mungkin dalam situasi yang memungkinkan harus diberi tahu,” Ketua Yayasan Sayap Ibu (YSI) Rin Tjipto Winoto, di Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Saat ada kesempatan, kata dia, orangtua harus memberi tahu walaupun akan menimbulkan reaksi kaget atau ketidaksukaan dari anak. Berdasarkan pengalamannya membantu proses adopsi, sejumlah orangtua bahkan tidak ingin tetangga atau bahkan asisten rumah tangga tahu proses adopsi yang dilakukan agar nantinya tidak memberi tahu anak. “Saat kami melakukan kunjungan ke rumah, pernah pembantu diminta pergi dulu supaya tidak tahu akan mengangkat anak. Atau habis itu pindah,” tutur Tjipto.
Orangtua asuh dinilainya tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, apalagi sekarang anak muda sudah lebih terbuka pikirannya. Selain itu, mengadopsi anak bukan sesuatu yang tabu, bahkan merupakan hal baik dengan tujuan membantu masa depan anak yang kekurangan. “Itu harus dilakukan daripada melanggar hukum agama,” kata Tjipto.
Ia memastikan pihaknya akan memfasilitasi jika anak ingin bertemu dengan orangtua kandung. Yayasan Sayap Ibu (YSI) Cabang Jakarta yang berkapasitas 50 balita kini diisi sebanyak 35 balita, baik diserahkan langsung oleh orangtua karena tidak mampu, maupun ditelantarkan oleh orangtua kandung.
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa di Jakarta Timur memberikan kesempatan kepada calon orang tua asuh anak untuk mengasuh anak yang akan mereka adopsi selama enam bulan. Panti asuhan di bawah binaan Dinas Sosial DKI Jakarta ini memberikan kesempatan itu untuk melihat pola pengasuhan dan kesanggupan calon orang tua asuh.
Kepala Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, Vivi Kafilatul Jannah mengatakan, jika saat proses pengasuhan mereka dinilai baik, calon orang tua bisa melanjutkan proses permohonan adopsi ke tahap selanjutnya.
“Calon orang tua anak akan dinilai oleh petugas kami yang akan melihat langsung perkembangan anak. Saat ini ada 12 calon orang tua anak yang mengikuti foster care,” kata Vivi melalui siaran pers, Kamis (30/3/2017).
Dinas Sosial DKI Jakarta, telah mengatur pengangkatan anak dalam Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rekomendasi dan Pengangkatan Anak. Prinsip pengangkatan anak adalah untuk kepentingan terbaik bagi anak.
Pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dengan orang tua kandungnya. Secara terpisah, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta Chaidir mengatakan, pihaknya mempersilakan warga jika ingin melakukan adopsi. Namun harus memenuhi persyaratan yang sudah ada dalam pergub tersebut.
“Persyaratan itu untuk menjamin kesejahteraan anak di masa yang akan datang. Kami bukan mempersulit tapi itulah yang harus dipenuhi oleh calon orang tua,” ujar Chaidir.
Saat tahap permohonan adopsi selesai, Dinas Sosial akan melakukan sidang tim pertimbangan izin pengangkatan anak (PIPA) yang terdiri pihak panti dan Yayasan Sayap Ibu, Kanwil Kemenag, Kanwil Kumham, Polda Metro Jaya, pekerja sosial profesional DKI Jakarta, lembaga perlindungan anak, suku dinas sosial lima wilayah, Biro Kesos, Dinas Kesehatan, Dinas Dukcapil, dan BPMPKB.
“Sidang itu membahas semua persyaratan kelengkapan dan prosedur untuk dicek kembali sampai tidak ada masalah. Karena kami tidak mau ketika sidang pengadilan ada masalah,” ujar Chaidir.
Ajang kontes kecantikan Puteri Indonesia sedang melakukan masa karantina untuk ke-38 finalis Puteri Indonesia 2017.
Selama masa karantina ini, para wanita-wanita yang masih muda, cantik, dan berbakat ini diharuskan untuk peka terhadap lingkungannya.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan kunjungan sosial ke Yayasan Sayap Ibu dan memberikan bantuan serta keceriaan untuk anak-anak.
Kompas.com mendapat kesempatan untuk menyaksikan sendiri interaksi para finalis Puteri Indonesia 2017 dengan 35 anak-anak Yayasan sayap Ibu yang masih berusia balita hingga sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Acara ini dapat meningkatkan rasa sosial kita. Saya sangat bersyukur, walaupun Ayah saya meninggal saat saya usia tiga tahun, saya dibesarkan oleh orangtua yang luar biasa seperti ibu saya,” ujar Astari Aslam, salah satu finalis Puteri Indonesia untuk Riau usai acara kunjungan di Yayasan Sayap Ibu Jakarta, Minggu (26/3/2017).
Dia melanjutkan, kunjungan para finalis bertujuan untuk memberikan motivasi bahwa dengan segala keterbatasan yang ada, kita masih bisa dan mampu untuk berprestasi.
Para finalis pun berbaur bersama anak-anak dan berbagi keceriaan seperti bernyanyi bersama dan mendongeng. Selain itu, para finalis Puteri Indonesia juga membagikan buku cerita untuk anak-anak Yayasan Sayap Ibu.
Acara ini juga didukung oleh The Sultan Hotel dan Residence Jakarta yang ikut berkunjung dan memberikan sumbangan bantal.